Malam Al-Qadar dalam Tafsir surat Al-Qadar

Tafsir ini saya sarikan dari Tafsir Al-Mizan:

بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ‏

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فى لَيْلَةِ الْقَدْر.ِ وَ مَا أَدْرَاك مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيرٌ مِّنْ أَلْفِ شهْرٍ. تَنزَّلُ الْمَلَئكَةُ وَ الرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبهِم مِّن كلّ‏ِ أَمْرٍ. سلاَمٌ هِىَ حَتى مَطلَع الْفَجْرِ.

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam Al-Qadar. Dan tahukah kamu apakah malam Al-Qadar itu? Malam Al-Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ar-Ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Surat ini menjelaskan kepada kita bahwa: Al-Qur’an diturunkan pada malam Al-Qdar, keutamaan malam Al-Qadar lebih baik dari seribu bulan, para malaikat dan Ar-Ruh turun ke bumi atau ke langit bumi, kandungan maknanya menunjukkan bahwa surat ini di Madinah dikuatkan oleh riwayat-riwayat dari Ahlul bait (sa) juga dari Ahlussunnah. Continue reading

Puncak Kesusahan bagian dari Syarat Ijabahnya Doa

أَمَّن يُجِيبُ الْمُضطرَّ إِذَا دَعَاهُ وَ يَكْشِف السوءَ

“Siapakah yang memperkenankan doa orang yang dalam puncak kesusahan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.”(An-Naml: 62)

Dengan kesusahan yang amat sangat hakikat doa dapat diwujudkan. Orang yang sedang dalam puncak kesusahan doanya diijabah oleh Allah, jika ia benar-benar berdoa kepada-Nya. Karena kondisi fisik yang lapang, peluang yang banyak, dan tidak berada pada puncak kesusahan, jiwa manusia sulit untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa, menggantungkan hatinya kepada Allah swt dan menyerahkan harapannya hanya kepada-Nya. Continue reading

Metode Penafsiran Al-Qur’an (Bagian2)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi metode penafsiran

Pertama: Selama masa para khalifah, umat Islam telah terjalin hubungan dengan negara-negara yang dikuasainya, sehingga tercipta hubungan antara mereka dengan para tokoh dari bermacam-macam agama dan aliran.

Kedua: Pada akhir-akhir abad pertama kekuasaan Bani Umayyah, hingga masa kekuasaan Bani Abbasiyah banyak buku filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, sehingga ilmu logika dan filsafat Yunani banyak mewarnai umat Islam dalam mengkaji keislaman. Continue reading

Tafsir Surat Al-Fatihah (Bagian2)

الْحَمْدُ للَّهِ رَب الْعَالَمِينَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاك نَعْبُدُ وَ إِيَّاك نَستَعِينُ

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Makna Pujian kepada Allah swt
“Alhamdu” adalah pujian terhadap kebaikan yang didasari ikhtiyar. Sedangkan “Almadah” adalah pujian yang sifatnya lebih umum. Misalnya: Continue reading

Tafsir Surat Al-Fatihah (Bagian1)

بِسمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ للَّهِ رَب الْعَالَمِينَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاك نَعْبُدُ وَ إِيَّاك نَستَعِينُ. اهْدِنَا الصرَاط الْمُستَقِيمَ. صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْت عَلَيْهِمْ غَيرِ الْمَغْضوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضالِّينَ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Pengaruh Basmalah terhadap Perbuatan Continue reading

Metode Penafsiran Al-Qur’an (Bagian1)

Segala puji bagi Allah yang menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-Nya agar menjadi pengingat bagi alam semesta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah saw pembawa berita gembira dan peringatan, pelita yang menerangi, dan kepada Ahlul baitnya yang telah disucikan oleh Allah dengan sesuci-sucinya.

Sebagai mukaddimah tafsir ini (tafsir Al-Mizan), kami akan menguraikan secara ringkas tentang metode memahami dan menafsirkan makna ayat-ayat Al-Qur’an, mengungkakan maksud dan tujuannya. Penafsiran Al-Qur’an merupakan aktivitas ilmiah yang paling diutamakan oleh setiap priode umat Islam. Penafsiran Al-Qur’an telah dimulai sejak zaman turunnya Al-Qur’an sebagaimana yang dijelaskan firman Allah swt: Continue reading

Imamah, Kepemimpinan menurut Al-Qur’an (Bagian2)

Kepemimpinan Ulil-Amri dan Ketaatan padanya

يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَ أَطِيعُوا الرَّسولَ وَ أُولى الأَمْرِ مِنكمْ فَإِن تَنَزَعْتُمْ فى شىْ‏ءٍ فَرُدُّوهُ إِلى اللَّهِ وَ الرَّسولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَ الْيَوْمِ الاَخِر

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri kalian. Jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (An-Nisa’: 59)

Setelah Allah swt menyerukan hamba-Nya untuk beribadah kepada Yang Maha Esa yang sekutu bagi-Nya, menyebarkan ihsan kepada seluruh kaum mukminin, dan menghinakan orang-orang yang menghina kebenaran dan menyimpang darinya, Dia memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berpegang teguh pada dasar keimanan yang memiliki cabang-cabang hukum, yang di atasnya masyarakat Islam harus meletakkan fondasi hukum. Yakni Allah merintahkan kaum mukminin agar menjalin dan mencintai persatuan di antara mereka, meninggalkan segala perselisihan dan perpecahan di antara mereka dengan cara kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Continue reading

Makna Al-‘Afwu dan Al-Maghfirah dalam Al-Qur’an

Secara bahasa Ar-Raghib menyebutkan: Al-‘Afwu (maaf) artinya keinginan mendapatkan sesuatu. Jika kata ini dinisbatkan kepada Allah, maka artinya Allah memperhatikan hamba-Nya lalu mengambil dosanya.

Dengan makna ini maka jelaslah kaitan makna “Maghfirah” (pengampunan): menutupi. Juga kaitannya dengan makna “Al-‘Afwu”, yakni mengambil lalu menutupi. Makna inilah yang nampak dalam firman Allah swt:

وَاعْف عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا

“Maafkan kami dan ampuni kami.” (Al-Baqarah: 286). Yakni, ambillah dosa kami dan tutupi dosa kami. Continue reading

Imamah, Kepemimpinan menurut Al-Qur’an (Bagian1)

Imamah (Kepemimpinan) Nabi Ibrahim (as)

وَ إِذِ ابْتَلى إِبْرَهِيمَ رَبُّهُ بِكلِمَتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنى جَاعِلُك لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَ مِن ذُرِّيَّتى قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِى الظلِمِينَ‏

“Ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia’. Ibrahim berkata: ‘(Saya mohon juga) dari keturunanku’. Allah berfirman: ‘Janji-Ku ini tidak akan mengenai orang-orang yang zalim’.” (Al-Baqarah: 124)

Ayat ini adalah pengantar kisah Nabi Ibrahim (as), ayat-ayat tentang perubahan kiblat, dasar-dasar keimanan, akhlak dan hukum syariat, membangun ka’bah dan dakwahnya, dan ayat-ayat yang mengandung kisah khusus Nabi Ibrahim tentang imamah (kepemimpinan)nya. Continue reading

Apakah Makna Doa yang Sebenarnya?

Allah swt berfirman:

وَ إِذَا سأَلَك عِبَادِى عَنى فَإِنى قَرِيبٌ أُجِيب دَعْوَةَ الدَّاع إِذَا دَعَانِ فَلْيَستَجِيبُوا لى وَلْيُؤْمِنُوا بى لَعَلَّهُمْ يَرْشدُونَ

“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengijabah doa orang yang bedoa bila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaknya mereka memenuhi (seruan)Ku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam bimbingan.” (Al-Baqarah: 186)

Kandungan makna ayat ini diungkapkan dengan ungkapan yang paling indah, struktur bahasanya paling indah dan lembut. Allah swt menggunakan “Aku” tidak menggunakan kata “Dia” dan lainnya. Ini menunjukkan betapa besar perhatian Allah swt terhadap hamba-Nya dalam hal berdoa. Continue reading