Surat Asy-Syura: 23

Ayat tentang Perintah Mencintai Ahlul Bait Nabi saw

Allah swt berfirman:

قُل لا أَسئَلُكمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلا الْمَوَدَّةَ فى الْقُرْبى

“Katakan hai Muhammad: ‘Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini kecuali kecintaan kepada keluargaku’.” (Surat Asy-Syura: 23)

Dalam kitab Hilyatul Awliya’, jilid 3 halaman 201 disebutkan:
Jabir Al-Anshari berkata: Pada suatu hari orang badui datang kepada Nabi saw, lalu ia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan kepadaku tentang Islam! Lalu Rasulullah saw bersabda: “Bersaksilah kamu sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.” Kemudian orang badui itu bertanya: Apakah dalam hal ini (dakwah ini) kamu meminta upah padaku? Rasulullah saw menjawab: “Tidak, kecuali kecintaan kepada keluargaku.” Selanjutnya orang badui itu berkata: Sekarang aku berbaiat kepadamu, dan semoga Allah melaknat orang yang tidak mencintaimu dan keluargamu. Rasulullah saw menjawab: “Amin.”

Dalam tafsir Ad-Durrul Mantsur oleh Jalaluddin As-Suyuthi, tentang ayat ini:
As-Suyuthi mengutip hadis yang bersumber dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ketika ayat ini (Asy-Syura: 23) turun, para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, siapakah dari keluargamu yang wajib dicintai oleh kami? Rasulullah saw menjawab: “Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.”

Ibnu Abbas berkata, ketika ayat ini turun Rasulullah saw bersabda: “Hendaknya kalian menjagaku dengan menjaga Ahlul baitku dan mencintai mereka.”

Hadis tersebut dan hadis-hadis yang semakna terdapat dalam:
1. Syawahidut Tanzil, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, jilid 2, halaman 130, hadis ke: 822, 823, 824, 825, 826, 827, 828, 832, 833, 834 dan 838.
2. Manaqib Ali bin Abi Thalib, oleh Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi’i, halaman 307, hadis ke 352.
3. Dzakhairul ‘Uqba, oleh Ath-Thabari Asy-Syafi’i, halaman 25 dan 138.
4. Ash-Shawa’iqul Muhriqah, oleh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i, halaman 101, 135 dan 136, cet. Al-Maimaniyah, cet; halaman 168 dan 225, cet Al-Muhammadiyah, Mesir.
5. Kifayah Ath-thalib, oleh Al-Kanji Asy-Syafi’i, halaman 91, 93 dan 313, cet. Al-Haidariyah; halaman 31,32, 175,178, cet. Al-Ghira.
6. Al-Fushul Al-Muhimmah, oleh Ibnu Shabagh A-Maliki, halaman 11.
7. Maqtal Al-Husain, oleh Al-khawarizmi Al-Hanafi, jilid 1, halaman 1 dan 57.
8. Tafsir Ath-Thabari, jilid 25, halaman 25, cet. ke 2 Mushthafa Al-Halabi, Mesir; jilid 25, halaman 14 dan 15 cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
9. Al-Mustadrak Al-Hakim, jilid 3, halaman 172.
10. Al-Ittihaf, oleh Asy-Syabrawi asy-Syafi’i, halaman 5 dan 13.
11. Ihyaul Mayt, oleh As-Suyuthi Asy-syafi’i (halaman pinggir) Al-Ittihaf, halaman 110.
12. Tafsir Al-Mushthafa Muhammad; jilid 4, halaman 220, cet. As-Sa’idiyah; halaman 106, cet. Al-‘Ustmaniyah.
13. Tafsir Al-Kasysyaf, oleh Zamakhysyari, jilid 3, halaman 402, cet. Musththafa Muhammad; jilid 27, halaman 166, cet. Abdurrahman;jilid 4, halaman 405-406.
14. Tafsir Fakhrur Razi, jilid 27, halaman 166, cet. Abdurrahman Muhammad, Mesir, jilid 7, halaman 405-406.
15. Tafsir Al-Baidhawi, jilid 4, halaman 123, cet. Musththafa Muhammad, Mesir, jilid 5, halaman 53, cet. Darul Kutub; halaman 642, cet. Al-Ustmaniyah.
16. Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, halaman 112.
17. Majma’uz Zawaid, jilid 7, halaman 103; dan jilid 9, halaman 168.
18. Fathul Bayan fi Maqashidil Qur’an, oleh Shiddiq Hasan Khan, jilid 8, halaman 372.
19. Tafsir Al-Qurthubi, jilid 16, halaman 22.
20. Fathul Qadir, oleh Asy-Syaukani, jilid 4, halaman 537, cet ke2; jilid 4, halaman 22, cet. pertama, Mesir.
21. Ad-Durrul Manstur, oleh As-Suyuthi, jilid 6, halaman 7.
22. Yanabi’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusi, halaman 106, 194, 261, cet. Istambul;halaman 123 229, 311, cet. Al-Haidariyah.
23. Tafsir An-Nasafi, jilid 4, halaman 105.
24. Hilyatul Awliya’, jilid 3, halaman 201.
25. Al-Ghadir, Al-Amini, jilid 2, halaman 306-311
26. Ihqaqul Haqq, oleh At-Tustari, jilid 3, halaman 2-22; jilid 9, halaman 92-101, cet. pertama, Teheran.
27. Fadhaitul Khamsah, jilid 2, halaman 259
28. Faraid As-Samthin jilid 1, halaman 20; jilid 2, halaman 13, hadis ke 359
29. Abqatul Anwar bagian hadis Ats-Tsaqalayn, jilid 1, halaman 285.

Wassalam
Syamsuri Rifai

Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dan artikel2 Islami, Asbabun Nuzul dan lainnya, klik di sini:
http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com

Amalan Praktis harian dan Bulanan, dan doa2 pilihan:
http://islampraktis.wordpress.com

Audio shalawat tarhim, doa dan musik2 ruhani (mp3), dilengkapi tek narasi, klik di sini:
http://syamsuri149.multiply.com

Amalan praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh, klik di sini:
http://almushthafa.blogspot.com

Milis artikel2 Islami, macam2 shalat sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa pilihan serta eBooknya, klik di sini:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa

Milis Feng Shui Islami, rahasia huruf dan angka, nama dan kelahiran, rumus2 penting lainnya, dan doa2 khusus, klik di sini:
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami

23 Responses

  1. Salamun Alaykum Pak Syamsul,
    kalau dilihat dari terjemah Al-quran disana dikatakan “kekeluargaan”. apakah sama arti keluargaku dan kekeluargaan…?mohon penjelasannya.

    terimakasih.

    “Itulah [karunia] yang [dengan itu] Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri [1]. (Al-quran As Syuro-23)

  2. Ass, itu terjemahan. Makanya maksud dan tujuan dari setiap ayat dalam Al-Qur’an perlu penjelasan dari Rasulullah saw.

  3. Baik Pak Syam…terimakasih banyak..

    salam,
    Yushidarma

  4. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik di sini. […]

  5. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  6. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  7. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  8. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  9. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  10. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  11. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  12. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  13. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  14. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  15. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  16. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  17. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  18. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  19. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  20. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  21. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  22. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

  23. […] Tapi sangat disayangkan dalam terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia, kata “Mawaddah fil Qurbâ” dalam ayat tersebut diterjemahkan: kasih sayang kekeluargaan. Terjemahkan ini jelas mengaburkan makna yang sebenarnya, makna yang telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, dan dikutip oleh para ahli tafsir dan hadis. Adapun detail Asbabun Nuzul ayat ini, silahkan klik disini. […]

Leave a reply to Yushidarma Cancel reply